Jembatan pelengkung merupakan sebuah jembatan dengan struktur setengah lingkaran dengan abutmen di kedua sisinya. Jembatan ini juga sering dikenal dengan nama jembatan busur. Desain setengah lingkaran atau busur secara alami akan mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan jembatan menuju abutmen yang menjaga ke dua sisi jembatan. Hal ini agar tidak bergerak kesamping.
Pada umumnya terdapat 3 jenis jembatan lengkung. Ketiga jenis tersebut adalah Masonry Arch, Suspended Deck Arch, dan Supported Deck Arch. Di Indonesia sendiri, jembatan model ini selain dianggap ekonomis, jembatan ini juga lebih efisien dibandingkan dengan jembatan balok. Lantas apa saja kelebihan dari Jembatan Pelengkung ini?
Adapun kelebihan dari Jembatan Pelengkung adalah keseluruh bagian pelengkung menerima tekanan. Gaya tekan yang diterima jembatan ini nantinya akan ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh tegangan tanah dibawah pelengkung. Selain itu, bentuk jembatan pelengkung ini juga menjadi inovasi dari peradaban manusia yang mana memiliki nilai estetika tinggi.Namun, memiliki struktur yang sangat kuat.
Namun, dibalik kelebihan Jembatan Pelengkung, juga terdapat kekurangan.Salah satu kekurangannya adalah konstruksi jembatan pelengkung yang lebih sulit dibandingkan Jembatan Balok.Hal ini dikarenakan, Jembatan Busur atau Pelengkung ini memerlukan metode pelaksanaan yang cukup rumit.Sebab struktur dari Jembatan Busur belum dikatakan selesai sebelum kedua bentang bertemu di tengah.
Salah satu tekniknya dengan membuat “Scaffolding” di bawah bentang.Hal ini dilakukan untuk menopang struktur sampai bertemu di puncak.